Stereotype Terhadap Mahasiswa Laki-Laki Jurusan Seni Tari: Ditinjau Dari Sudut Pandang Mahasiswa Jurusan Seni Musik Isi Padangpanjang
Main Article Content
Juni Shara
Maulid Hariri Gani
Mutia Kahanna
Stereotype berbasis gender masih menjadi persoalan yang kerap muncul dalam dunia pendidikan seni, termasuk di lingkungan Institut Seni Indonesia Padangpanjang. Mahasiswa laki-laki yang memilih jurusan seni tari sering kali mendapat pandangan miring atau anggapan negatif dari lingkungan sekitarnya. Hal ini mencerminkan adanya pelabelan sosial yang menganggap bahwa seni tari lebih cocok untuk perempuan. Skripsi ini berjudul “ Stereotype Terhadap Mahasiswa Laki-Laki Jurusan Seni Tari: Ditinjau Dari Sudut Pandang Mahasiswa Laki-Laki Seni Musik’’. Tujuan Penelitian ini untuk mendeskripsikan latar belakang adanya stereotype terhadap mahasiswa laki-laki jurusan seni tari, serta mendeskripsikan dampak adanya stereotype terhadap mahasiswa laki-laki jurusan seni tari ISI Padangpanjang. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori labeling dari Becker. Adapun metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan hal yang melatarbelakangi stereotype terhadap mahasiswa laki-laki seni tari karena kurangnya pemahaman tentang seni tari, faktor lingkungan, dan perbedaan perilaku. Dampak terjadinya stereotype terhadap mahasiswa laki-laki seni tari ISI Padangpanjang yaitu mengalami tekanan sosial, kehilangan rasa percaya diri, dan penyempitan identitas.
Bandura, A. (1997). Self-efficacy: The exercise of control. W.H. Freeman and Company.
Baron, R. A., & Byrne, D. (2003). Social psychology (10th ed.). Allyn & Bacon.
Becker, H. S. (1963). Outsiders: Studies in the sociology of deviance. Free Press.
Fatimah, S. (2014). Psikologi sosial: Suatu pengantar (Edisi revisi). UIN-Maliki Press.
Gandasari, D. (2022). Komunikasi antarbudaya: Teori dan aplikasi. Prenadamedia Group.
Halberstam, J. (2018). Female masculinity. Duke University Press.
Hadi, Y. S. (2007). Seni dalam ritual agama dan tradisi. Gadjah Mada University Press.
Hasan Bisri, A. R. (2010). Maskulinitas dalam budaya populer. Jurnal Komunikasi Indonesia, 1(1), 51–63.
Hanna, J. L. (1988). Dance, sex, and gender: Signs of identity, dominance, defiance, and desire. University of Chicago Press.
Ilyas, H. (2017). Psikologi sosial: Teori dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Prenadamedia Group.
Moleong, L. J. (2007). Metodologi penelitian kualitatif (Revisi ed.). Remaja Rosdakarya.
Narwoko, J. D., & Suyanto, B. (2011). Sosiologi: Teks pengantar dan terapan. Kencana.
Risman, B. J. (2018). Where the millennials will take us: A new generation wrestles with the gender structure. Oxford University Press.
Steele, C. M. (1997). A threat in the air: How stereotypes shape intellectual identity and performance. American Psychologist, 52(6), 613–629. https://doi.org/10.1037/0003-066X.52.6.613
Sugiyono. (2017). Metode penelitian kualitatif, kuantitatif, dan R&D. Alfabeta.
Vilandri, D., & Ayu, A. P. (2020). Tari sebagai media ekspresi dan komunikasi dalam budaya Minangkabau. Jurnal Seni dan Budaya, 12(2), 101–110.