Analissis Ketersediaan Dan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Walay Kabupaten Konawe
Main Article Content
Haydir
Rudi Azis
Studi ini bertujuan untuk menganalisis sebuah ketersediaan air dan kebutuhan air, dan menentukan pola tata tanam untuk keperluan para pertanian. Proses penelitian ini mengawali dengan mengumpulkan sebuah data dan kemudian melakukan sebuah analisis hidrologi untuk mengetahui seberapa air yang tersedia cukup atau tidaknya dan untuk mengetahui kebutuhan air pada suatu lahan dan perencanaan pola tata tanam yang sesuai. Untuk mengetahui suatu perbandingan kebutuhan air irigasi dan ketersediaan air, dalam beberapa metode yang harus digunakan seperti, Metode Penman digunakan untuk mengetahui besarnya evapotranspirasi potensial dan memperhatikan faktor meteorologi yang terkait seperti suhu udara, kelembaban, kecepatan angin dan penyinaran matahari. Metode F.J Mock, dengan metode ini besar aliran sebuah air dari data curah hujan, karakteristik hidrologi daerah pengaliran dan evapotranspirasi dapat dihitung. Bedasarkah sebuah analisis data untuk luas DAS 159,017 km², menunjukan bahwa ketersediaan air daerah irigasi Walay untuk bulan januari 24,441 m³/dtk, sedangkan kebutuhan air irigasi di bulan November2 sebesar 16,660 m³/dtk. Dari hasil tersebut dapat kita simpulkan bahwa ketersediaan air pada Daerah Irigasi Walay cukup untuk memenuhi kebutuhan air pada lahan fungsional, serta dapat diperoleh pola tata tanam rencana padi-padi-palawija.
Anonim, 2008. Undang-undang Pengelolaan Sumber Daya Air.Fokus media, Bandung.
Anonim 1, 2014, Laporan Akhir DED Daerah Irigasi Blang Karam, PT. Hidroteknik Andalan, Banda Aceh
Asdak, C. 2014. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Asdak, Chay.,(2010). Hidrologi dan pengelolahan daerah aliran sungai.Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Azis, Subandiyah. 2011. Analysis of Irrigation Water Requirement for Anticipating Global Climate Change. Text Road Journals Publication
Badan Standar Nasional, 2012. Tata cara penghitungan evapotranspirasi tanaman acuan dengan metode Penman-Monteith. SNI No. 7745:2012. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum. 2006. Kebutuhan dan Cara Pemberian Air Irigasi. Departemen Pekerjaan Umum (Badan Penelitian dan Pengembangan) & Direktorat Jendral Sumber Daya Air – Japan International Cooperation Agency (JICA).
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. 2010. Standar perencanaan irigasi kriteria perencanaan bagian jaringan irigasi KP – 01
Dwi. 2018. “ siklus hidrologi” .Http://umum-pengertian-blogspot.com/2016/05 diakses pada 11 juni 2021 pukul 11: 56 pm.
Mock, F.J. 2010. Land Capability Appraisal Indonesia. Water Avaibility Appraisal, Report Prepared for the Land Capability Appraisal Project. Indonesia: Bogor
Mawardi, Erman. 2010. Desain Hidraulik Bangunan Irigasi. Bandung: Alfabeta
Prihandono, Didik. (2005). Evaluasi Ketersediaan Air Permukaan Untuk Irigasi Pertanian Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta : UGM
Rachmat, Arif, Eko S, Praptisih D, Safei, Budi B. 2007. Studi Neraca Air Mock untuk Menghitung imbuhan air tanah yang berasal dari air hujan pada Daerah Karst-Gombang Selatan. Jurnal Alami Volume 12No. 1 Tahun 2007
Suhardjono. 2013. Drainase Perkotaan. Universitas Brawijaya, Malang.
Sulistyono Eko, 2005. Evaluasi Metode Penman-Monteith dalam Menduga Laju Evapotranspirasi Standar (ET0) di Dataran Rendah Propinsi Lampung, Indonesia
Sudarsono, S. Kensaku Takeda, 2006, Hidrologi Untuk Pengairan, Pradya Paramita Jakarta.
Triatmodjo, Bambang. 2010. Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset.